Lompat ke konten

Pekerjaan Dengan Gaji Tinggi Ditengah Ekonomi Yang Lesu

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan daftar 9 lapangan kerja yang menawarkan gaji tertinggi di Indonesia, yakni lebih besar dari upah buruh nasional.

“Rata-rata upah/gaji buruh/karyawan/pegawai sebulan yang lalu, selanjutnya disebut sebagai upah buruh, berdasarkan hasil Sakernas (Survei Angkatan Kerja Nasional) Agustus 2025 tercatat sebesar Rp3,33 juta,” tulis Berita Resmi Statistik (BRS) Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2025

“Jika dilihat menurut lapangan usaha, buruh pada lapangan usaha Informasi dan Komunikasi memperoleh upah tertinggi sebesar Rp5,28 juta,” ungkap laporan tersebut.

Sedangkan buruh pada lapangan usaha Aktivitas Jasa Lainnya menerima upah terendah, yakni Rp1,97 juta.

BPS juga memotret perbedaan upah buruh berdasarkan karakteristik jenis kelamin. Secara umum, upah buruh laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Gaji buruh laki-laki mencapai Rp3,59 juta, lebih tinggi dibandingkan buruh perempuan yang menerima Rp2,86 juta.

Daftar 9 lapangan kerja dengan gaji tertinggi di Indonesia:

  1. Informasi dan Komunikasi sebesar Rp5,28 juta
  2. Aktivitas Keuangan dan Asuransi sebesar Rp5,12 juta
  3. Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin sebesar Rp5,07 juta
  4. Pertambangan dan Penggalian sebesar Rp4,98 juta
  5. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib sebesar Rp4,43 juta
  6. Real Estat sebesar Rp4,40 juta
  7. Aktivitas Profesional dan Perusahaan sebesar Rp4,26 juta
  8. Pengangkutan dan Pergudangan sebesar Rp4,09 juta
  9. Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial sebesar Rp3,75 juta.

Jangan Kerja Dibidang Ini Karena Rawan PHK

Badan Pusat Statistik (BPS) merinci 3 sektor penyumbang kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) terbanyak di Indonesia. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud mengatakan PHK turut menyumbang angka pengangguran per Agustus 2025, meski tidak merinci ada berapa banyak kasus PHK terbaru di Indonesia.

“Sumber pengangguran Agustus 2025, yang terkena PHK dan masih menganggur 0,77 persen,” kata Edy dalam Konferensi Pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat.

“Jadi, dari total pengangguran sebesar 0,77 persen adalah yang sebelumnya terkena PHK setahun yang lalu. Pengangguran yang terkena PHK paling banyak berasal dari industri pengolahan, pertambangan, dan perdagangan,” jelasnya.

Kendati demikian, Edy tidak menjelaskan berapa data kasus PHK per sektor tersebut. Ia hanya menyebut jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,46 juta orang per Agustus 2025.

Ia menjelaskan penduduk usia kerja saat ini menyentuh 218,17 juta orang, bertambah 2,80 juta orang dibandingkan Agustus 2024 lalu. Penduduk usia kerja terbagi menjadi dua kelompok, yakni 154 juta yang berstatus angkatan kerja dan 64,17 juta orang lainnya bukan angkatan kerja.

“Angkatan kerja yang tidak terserap pasar kerja menjadi pengangguran, yaitu sebesar 7,46 juta orang atau menurun sekitar 4 ribu orang (4.092 orang) dibandingkan Agustus 2024,” tutur Edy.

“Pada Agustus 2025, terdapat sebanyak 7,46 juta penganggur atau setara dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 4,85 persen. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (4,91 persen),” sambungnya.

Di lain sisi, tiga sektor yang menyerap lapangan usaha terbanyak adalah pertanian; akomodasi dan makan minum; serta industri pengolahan. Masing-masing bertambah 0,49 juta orang, 0,42 juta orang, dan 0,30 juta orang.