Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta melakukan uji coba rute Transjabodetabek Blok M-Alam Sutera. Waktu tempuh perjalanan kurang lebih 90 menit.
Kami mengikuti uji coba rute baru Transjabodetabek pada hari Selasa ini. Bus Transjabodetabek rute Blok M – Alam Sutera mulai berangkat pukul 08.44 WIB. Bus berangkat dari terminal Blok M dan melakukan pemberhentian di halte-halte Bus Raya Terpadu (BRT).
Pemberhentian halte BRT tersebut antara lain Halte CSW – Masjid Agung – Bundaran Senayan – Senayan Bank DKI yang berada di jalan Jendral Sudirman. Kemudian bus mengambil jalur kiri menuju jalan Gatot Subroto dan melakukan pemberhentian di Halte Gerbang Pemuda Arah Barat dan Halte Slipi Petamburan.
Uji coba hari ini diperuntukkan untuk memetakan titik pemberhentian bus, jumlah armada yang dibutuhkan, jenis bus yang digunakan, dan estimasi perjalanan. Pengamatan penulis BintaroParkview, bus yang diuji coba adalah Transjakarta vintage series high deck berkapasitas maksimal sekitar 60 orang dengan 32 kursi dan 28 orang berdiri.
Bus low deck metrotrans warna jingga juga turut disertakan dalam uji coba kali ini. Keberangkatan bus dimulai sekitar pukul 08.45 WIB dari Terminal Blok M menuju Halte Transjakarta ASEAN ke arah Jalan Sisingamangaraja sebagai pemberhentian pertama.
Pada uji coba ini Dishub dan Transjakarta akan mempertimbangkan apakah setelah melewati Halte Slipi Petamburan bus akan masuk tol atau tetap melewati jalur BRT.
“Di Jalan S Parman kita akan melakukan uji coba apakah sebaiknya kita langsung masuk tol, menuju ke Tol Merak, masuk tol dalam kota lalu keluar Tol Merak atau kita menyusuri jalur BRT Slipi Petamburan, Slipi Kemanggisan, Harapan Kita atau sekarang kita namakan itu namanya Sungai Bambu,” tutur Direktur Operasional dan Keselamatan TransJakarta Daud Joseph saat melakukan uji coba.
Dalam uji coba kali ini, bus masuk tol dalam kota setelah melakukan pemberhentian di halte Sungai Bambu. Bus masuk Tol Kebon Jeruk pukul 09.15 WIB dan masuk Tol Dalam Merak pukul 09.20 WIB.
Uji coba bus rute Blok M – Alam Sutera kemudian melakukan pemberhentian pada rest area Kilometer 13 untuk menurunkan dan menaikkan penumpang pada pukul 09.39 WIB. Rencananya pada arah sebaliknya menuju Blok M bus Transjabodetabek juga akan melakukan pemberhentian.
“Jadi rest area KM 13, begitu masuk dari Tol Alam Sutra menuju Blok M, dia langsung mengambil penumpang di rest area KM 13. Begitu juga ketika dia nanti sampai di Kebon Jeruk, dia juga keluar ngambil juga dari orang-orang yang di Jakarta Barat, dia akan berkumpul di pintu Tol Kebon Jeruk untuk dibawa ke Blok M. Jadi ada dua yang akan kita jadikan sebagai titik naik turun sepanjang tol,” tutur Daud.
Bus kemudian melanjutkan perjalanan dan keluar Tol Alam Sutera pukul 9.50 WIB. Setibanya di Alam Sutera bus langsung melakukan pemberhentian bus stop bagi penumpang yang ingin mengunjungi mal di Alam Sutera.
“Langsung mau menuju ke Premium Outlet, Mal Alam Sutra, atau ke kawasan IKEA. Jadi ini adalah titik bus stop pemberhentian pertama,” kata Daud.
Bus uji coba rute Blok M – Alam Sutera tiba di Halte Alam Sutera sebagai pemberhentian terakhir pada pukul 10.08 WIB. Jadi total perjalanan rute Blok M – Alam Sutera kurang lebih 1 jam 22 menit.
Rute ini sebenarnya cukup menarik terutama bagi mereka yang tinggal di BSD dan Alam Sutera dan ingin bepergian menuju wilayah Jakarta Barat. Namun bila area yang ingin dituju adalah Jakarta Selatan maka akan lebih mudah bila kita lebih dahulu menuju ke stasiun KRL Cisauk atau KRL Rawa Buntu dan kemudian berhenti di stasiun KRL Kebayoran.
Dari stasiun KRL Kebayoran yang sudah tersambung dengan skybridge kita akan sampai di Halte Velbak dan dari sini kita dapat memakai TransJakarta Koridor 13 menuju MRT ASEAN ataupun Mega Kuningan.
Semua kerepotan ini sebenarnya tidak perlu terjadi apabila kita mampu memilih lokasi yang strategis untuk tempat tinggal kita seperti Apartemen Bintaro Park View yang berlokasi di wilayah Administrasi Jakarta Selatan yang tepat didepannya telah ada Halte TransJakarta 8E dengan rute Bintaro – Blok M dan melewati Halte MRT CSW ASEAN
5 Rute Transjabodetabek Yang Baru Beroperasi
Lima rute baru Transjabodetabek sudah disetujui oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Progres rute baru Transjabodetabek disebut semakin baik. Penambahan rute baru ini merupakan janji Gubernur-Wakil Gubernur Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno, yang masuk dalam 40 program hasil terbaik cepat (quick wins) 100 hari pertama. Tujuannya untuk menambah pilihan moda transportasi, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dan meningkatkan kualitas hidup warga.
Masalah kemacetan menjadi salah satu prioritas program Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta agar warga Jakarta memiliki akses lebih baik terhadap pemenuhan layanan transportasi publik massal. BPTJ dalam suratnya pada Maret lalu telah menyetujui penambahan lima dari enam rute Transjabodetabek yang diminta oleh Pemprov Jakarta, yaitu
- Transjabodetabek PIK 2 – Pluit
- Transjabodetabek PIK 2 – Jembatan Baru
- Transjabodetabek Kota Wisata – Cawang via Jatiasih
- Transjabodetabek Alam Sutera – Blok M
- Transjabodetabek Binong – Grogol
Kemacetan adalah salah satu alasan yang mendasari perlunya dibangun akses transportasi publik terintegrasi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Tingginya penggunaan kendaraan pribadi menjadi penyebab kemacetan di Jakarta serta di titik masuk ke Jakarta dari kota-kota Bodetabek. Warga Jabodetabek banyak menggunakan kendaraan pribadi, mobil atau pun sepeda motor, karena akses layanan transportasi publik yang kurang baik. Akibatnya sepanjang jam 06.00 hingga 21.00 wib kemacetan menjadi warna utama kota Jakarta.
Jakarta tidak macet hanya pada waktu tengah malam saja dan membuat warga lebih berminat menggunakan kendaraan pribadi. Tingginya minat menggunakan kendaraan pribadi dapat dilihat dari terus bertambahnya minat memiliki ke kendaraan bermotor di Jabodetabek.
Menurut data Electronic Registration and Identification (ERI) Korlantas Polri, per 5 Mei 2024 total kendaraan di wilayah hukum Polda Metro Jaya mencapai 24.356.669 unit. Jumlah ini merupakan 15,04 persen dari kendaraan di Indonesia sebanyak 161.962.490 unit. Data terkait mencakup 4.354.155 unit mobil pribadi dan 19.016.898 sepeda motor. Sisanya merupakan bus (44.352 unit), mobil atau angkutan barang (876.637 unit), dan kendaraan khusus sebanyak 64.611 unit.
Wilayah hukum Polda Metro Jaya meliputi wilayah Jabodetabek. Berarti berdasarkan data ERI Korlantas Polri tersebut di atas setidaknya hingga November 2024 jumlah kendaraan pribadi di Jabodetabek ada sekitar 19,4 juta unit sepeda motor dan 3,9 juta unit mobil beraktivitas ke Jakarta. Padahal di Jabodetabek sudah tersedia moda angkutan umum modern seperti MRT Jakarta, LRT Jakarta, LRT Jabodebek, Transjakarta, dan Kereta Komuter (KRL) Jabodetabek.
Kebutuhan aksesnya adalah semua moda angkutan yang ada di Jabodetabek perlu diintegrasikan secara baik dan layanannya sampai pada titik awal kebutuhan bertransportasi warganya. Adanya persetujuan yang diberikan oleh BPTJ menunjukkan bahwa masih ada titik kebutuhan bertransportasi yang belum diberi layanan kepada warga.
Persetujuan lima rute baru ini juga menunjukkan bahwa perlu kerja sama Pemprov Jakarta dengan kota sekitar dalam membangun layanan transportasi publik massal untuk memenuhi akses transportasi warga. Adanya program Transjabodetabek membuktikan bahwa Gubernur dan Wakil Gubernur Pramono Anung-Rano Karno memiliki visi meningkatkan kualitas hidup atau kesejahteraan warga.
Sudah tepat Gubernur dan Wakil Gubernur membuat program menambah akses moda transportasi publik massal dari Jakarta hingga ke kota sekitarnya agar Jakarta tidak macet dan warga Jakarta semakin sejahtera.