Di era digital ini banyak perusahaan startup yang berbasis digital menjamur dan berusaha karena pertumbuhan nilai dari perusahaan jenis ini terbilang cukup tinggi dan mencapai ratusan kali. Beberapa contoh kesuksesan perusahaan start up seperti Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Riliv, Shopee, Halodoc, SehatQ dan lain lain cukup menginspirasi para pengusaha untuk terjun kedalam bisnis ini. Terutama keberhasilan sebagian perusahaan tersebut mencapai status unicorn hingga decacorn hingga berdampak cukup signifikan juga terhadap pendapatan karyawan yang bekerja pada perusahaan startup tersebut.
Sumber daya manusia untuk bidang ini masih kurang dan turn over pegawai atau karyawan tidak tetap yang keluar masuk dibidang industri ini tercatat sebanyak 31 persen memicu peningkatan drastis gaji bila dibandingkan dengan perusahaan konvensional. Gaji para profesional yang pindah dari perusahaan biasa ke startup juga mengalami kenaikan cukup besar yaitu sebesar 15 – 30 persen. Hal ini menunjukan kebutuhan yang sangat tinggi akan tetapi suplai untuk SDM di bidang ini masih kurang sehingga terciptalah kesenjangan antara permintaan dan ketersediaan karyawan yang memiliki ketrampilan yang dibutuhkan.
Belum lagi dengan adanya transformasi digital perusahaan konvensional yang merambah pada layanan digital atau berbasis digital hingga membuat meningkatnya kebutuhan tenaga profesional untuk memenuhi kebutuhan industri ini seperti platform engineering, programmer, network administrator, growth specialist, content creator hingga digital marketing.
Para profesional dan pegawai senior yang berpindah kerja kebidang ini meminta kenaikan gaji sekitar 15 – 30 persen karena adanya kesenjangan pengetahuan dan ketrampilan yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan dari para profesional yang benar benar memiliki keahlian yang diperlukan. Jadi rata rata pegawai — baik profesional maupun junior — yang beralih ke perusahaan berbasis digital meminta kenaikan gaji 20 – 30 persen. Daya tawar karyawan dengan talenta digital yang tinggi ini sebenarnya terjadi karena dua faktor.
Peningkatan gaji profesional di sektor digital itu selaras dengan perkembangan startup dan Indonesia adalah termasuk kedalam negara Asia Tengara yang pertumbuhan ekonomi baru paling pesat dalam 5 tahun terakhir ini. Hal tersebut juga membuat menjamurnya perusahaan startup di Indonesia. Faktor ini juga akan mempengaruhi cara perekrutan karyawan pada bidang yang paling banyak di cari perusahaan startup.
Salah satu perusahaan besar yang bergerak di jasa perekrutan karyawan startup ini mencatat beberapa bidang pekerjaan dan gaji per bulan untuk perusahaan startup dan ecommerce di Indonesia. Berikut dibawah ini adalah daftar gaji karyawan tetap pada perusahaan startup di Jakarta yang dirangkum dari beberapa sumber
Jabatan | Gaji |
---|---|
SEO Manager | Rp. 20.000.000 |
Sales Executive | Rp. 7.000.000 |
Merchandising Manager | Rp. 20.000.000 |
Content Manager | Rp. 20.000.000 |
Sales Manager | Rp. 20.000.000 |
Head of Digital Marketing | Rp. 20.000.000 |
Platform Manager | Rp. 25.000.000 |
Product Manager | Rp. 25.000.000 |
IT Operation Manager | Rp. 25.000.000 |
UI/UX Manager | Rp. 30.000.000 |
Head of Communication & Partnership | Rp. 40.000.000 |
Head of Marketing | Rp. 45.000.000 |
Head of Operation | Rp. 50.000.000 |
Head of Merchandising | Rp.50.000.000 |
CTO/CIO | Rp. 80.000.000 |
Project Director | Rp. 65.000.000 |
Head of IT | Rp. 58.000.000 |
Head of Data | Rp. 60.000.000 |
Head of Infrastructure | Rp. 45.000.000 |
IT Manager | Rp. 40.000.000 |
Engineering Manager | Rp. 25.000.000 |
Program Manager | Rp. 45.000.000 |
Lead Architect | Rp. 60.000.000 |
Software Developer | Rp. 25.000.000 |
Systems Engineer | Rp. 17.000.000 |
Business Analyst | Rp. 17.000.000 |
Data Scientist | Rp. 17.000.000 |
Partnership Manager | Rp. 30.000.000 |
Fenomena gaji yang tinggi tersebut sebenarnya hanya dimungkinkan untuk perusahaan start up unicorn atau startup yang sudah memiliki nilai valuasi yang tinggi. Bila kita bertanya apakah semua perusahaan startup mempunyai nilai seperti itu maka jawabannya adalah tidak semua startup sudah bervaluasi yang setara dengan perusahaan unicorn.
Gaji besar di perusahaan startup ini bisa dipastikan diberikan dengan tuntutan kinerja yang sangat tinggi pula. Karena perusahaan yang baru merintis atau dengan kata lain belum berusia lebih dari lima tahun maka karyawan juga tidak banyak dan hanya terdiri dari beberapa orang saja agar perusahaan dapat berjalan dengan sangat efisien untuk menekan fixed cost. Dengan demikian, adalah hal yang sangat wajar terjadi di perusahaan jenis ini apabila pekerjaan yang harus dikerjakan oleh pegawainya adalah rangkap dan mungkin saja di bidang yang berlainan hingga memerlukan karyawan multi talenta dan lemburpun akhirnya merupakan sebuah budaya dari di perusahaan.
Karena hal tersebut maka sangatlah wajar pula apabila karyawan pada perusahaan startup ini secara cermat dan bijaksana memilih tempat tinggal yang strategis dan cukup dekat dengan kantor tempat mereka bekerja agar waktu dan tenaga tidak dihabiskan dengan terjebak kemacetan lalu lintas dijalan raya. Hal lain yang harus juga dipertimbangkan adalaha dekat dengan tempat hiburan untuk melepas stress dan penat setelah bekerja penuh seharian. Banyak dari mereka lebih memilih menyewa atau membeli apartemen dengan lokasi yang strategis yang sesuai dengan gaji dan tunjangan yang didapatkan. Selain itu apartemen pada saat ini juga memiliki nilai investasi yang cukup tinggi karena harga sewa yang terbilang lebih mahal dari rumah biasa.
Pertumbuhan perusahaan startup yang pesat juga menyebabkan banyaknya persaingan perusahaan startup sejenis dalam merekrut karyawan yang berbakat sehingga persaingan antar perusahaan juga sangat ketat bukan saja dalam merebut pangsa pasar tetapi juga tenaga kerja. Ini berarti para karyawan di perusahaan startup tersebut juga harus bersaing mati matian dengan rekan dari perusahaan lain agar perusahaan tempat kerja mereka bisa survive dan berkembang.